Thursday, August 24, 2023

Prinses Julianaschool Sukabumi


Prinses Julianaschool, Soekaboemi, dalam sebuah kartu pos yang dikeluarkan pada tahun 1906. Terletak di Selabatoe Weg atau kini Jl. Suryakencana, merupakan tempat sekolah kaum borjuis anak-anak perempuan Belanda. Saat ini gedung sekolah tersebut beralih fungsi menjadi SMAK Sukabumi.


Sumber :
KITLV 1404734
https://colonialarchitecture.eu/islandora/object/uuid:2a241adb-e66c-418a-9a9c-85f39385450e
https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/search/soekaboemi?type=edismax&cp=collection%3Akitlv_photos
https://www.republika.co.id/berita/njt1je/jangan-dilewatkan

Dua Prajurit KNIL dengan Tinggi Kontras


Dua orang prajurit KNIL - yang tampaknya merupakan prajurit terjangkung dan terpendek di unitnya - berfoto bersama di depan kamera. Kemungkinan besar foto ini diambil pada tahun 1940, sesuai dengan keterangan (dengan tanda tanya) di belakang foto.


Sumber :
https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/search/knil?type=edismax&cp=collection%3Akitlv_photos

Saturday, October 31, 2020

Snouck Hurgronje dan Van Heutsz di Aceh


Dari kiri ke kanan: dr. C. Snouck Hurgronje, majoor-Intendant J.H. De Sauvage, luitenant-Kolonel H.G. Willems, assistent-resident J.A. Van Rijn van Alkemade, kolonel J.B. van Heutsz, majoor P.J. Brandenburg, luitenant-adjudant C.M. Kan, kapitein-Intendant T.J.A. Molenaar, luitenant-kolonel-Generale-Staf J.L. Koster, kapitein-Generale-Staf E.K.A. De Neve, luitenant-Adjudant P.J. Spruijt; officier van Gezondheid 1e klasse F.J.M. Fiebig, luitenant-Cavalerie Tergast, serta luitenant R.F.G. Pourchez. Foto ini diambil pada tahun 1891 sewaktu berkobarnya Perang Aceh yang telah berlangsung sejak tahun 1873, 18 tahun sebelumnya. Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawanan rakyat Aceh, Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck Hurgronje, yang menyamar sebagai orang Islam selama dua tahun di pedalaman Aceh demi untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan orang-orang lokal. Hasil kerjanya kemudian dibukukan dengan judul 'De Acehers' (Rakyat Aceh). Dalam buku itu disebutkan strategi bagaimana caranya untuk menaklukkan Aceh. Usulan Snouck Hurgronje kemudian diterima oleh Panglima Militer Belanda di Aceh, Joannes Benedictus van Heutsz. Pada intinya, Snouck Hurgronje menekankan agar golongan Keumala (yaitu Sultan dan bangsawan Aceh lainnya yang berkedudukan di Keumala) agar dikesampingkan dahulu. Di lain pihak, Belanda harus tetap menyerang dan menghantam kaum ulama secara terus-menerus; Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya; Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya; serta menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh dengan cara mendirikan langgar dan masjid serta memperbaiki jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh. Siasat ini kemudian berhasil dengan baik, dan perlawanan bersenjata bangsa Aceh secara umum berakhir pada tahun 1904.

 ----------------------------------------------------------------------------------


Dr. Christiaan Snouck Hurgronje (8 Februari 1857 - 26 Juni 1936)
 
 
Joannes Benedictus van Heutsz (3 Februari 1851 - 11 Juli 1924)
 
 
J.H. De Sauvage (1850 - 22 Januari 1927)


H.G. Willems (1849 - 11 Desember 1914)


J.A. Van Rijn van Alkemade



Sumber : 

https://www.defensie.nl/onderwerpen/onderscheidingen/dapperheidsonderscheidingen/databank-dapperheidsonderscheidingen/1891/08/30/willems-h-g

https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/802277?solr_nav%5Bid%5D=56fd6a33101408dc4d43&solr_nav%5Bpage%5D=0&solr_nav%5Boffset%5D=5

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Aceh